Cara Tepat Meningkatkan Tenaga Motor dengan Bore Up
Selama ini tak sedikit di antara pemilik sepeda motor yang meningkatkan
tenaga tunggangan mereka dengan bore up. Caranya, dengan mengganti
ukuran piston agar volume bahan bakar dan udara yang disemprotkan ke
ruang bakar bertambah besar.
Walhasil, pembakaran semakin
sempurna dengan perbandingan rasio kompresi yang tinggi. Cara seperti
itu dipilih banyak modifikator dan pemilik sepeda motor. Pasalnya,
selain praktis, ongkos yang harus dikeluarkan juga lebih murah.
Hanya,
tidak sedikit pula yang tidak mendapatkan hasil seperti yang
diharapkan. Selain tenaga tidak meningkat drastis, juga menyimpan
potensi bahaya.
"Tenaga memang meningkat, tetapi hanya 20-30
persen. Padahal kalau caranya tepat, tenaga bisa meningkat 50-70 persen.
Selain itu kalau tidak tepat mesin justru rusak," papar Setyawan,
mekanik Awan Motor, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa
(15/3).
Lantas apa saja yang harus diperhatikan? Langkah apa yang harus dilakukan? Berikut tips dari Setyawan.
1. Pastikan diameter silinder sesuai
Satu
hal yang wajib diperhatikan sebelum melakukan bore up adalah memastikan
batas maksimum diameter silinder bila diperbesar. Teknik bore up ada
dua macam, yaitu bore up dengan silinder orisinal yang diperbesar
diameternya.
Teknik kedua dengan mengganti liner silindernya.
Jika ingin mengganti liner silinder, maka perlu diperhatikan batas aman
bore up, sehingga tidak ada komponen atau bagian lain dari mesin yang
harus dikorbankan sia-sia demi memperbesar silinder.
"Hal itu
penting diperhatikan karena masing-masing jenis maupun merek sepeda
motor memiliki ketebalan yang berbeda," kata Setyawan.
Bila
diameter silinder tidak memungkinkan untuk diperbesar dan dipaksakan,
bukan tidak mungkin akan jebol. Tentu hal itu sangat membahayakan.
2. Hitung kembali kapasitas mesin
Setelah
memastikan ketebalan silinder yang memungkinkan untuk diperbesar,
langkah selanjutnya adalah menghitung ulang kapasitas isi mesin atau cc
mesin motor. Lakukan penghitungan - tentunya minta tolong orang yang
ahli atau paham mesin - berapa besar volume ruang bakar yang ada.
Kemudian,
hitung hingga seberapa besar kemampuan ruang tersebut bila dilakukan
peningkatan kapasitas. "Selama ini, yang umum para modifikator
melakukan penambahan mulai 0,25 milimeter (mm) hingga 1 mm," terang
Setyawan.
Langkah ini harus dilakukan ekstra hati-hati dan
cermat. Pasalnya bila serampangan, maka kapasitas ruang bakal justru
berukuran terlalu besar. Akibatnya, ruang pembakaran menghasilkan suhu
panas yang berlebihan, sehingga piston macet atau bahkan blok silinder
pecah.
Bila hal itu terjadi maka motor akan berhenti tiba-tiba
saat dipacu kencang dan terpelanting. Mesin pun terbakar dan bisa
menjalar ke seluruh bagian kendaraan itu.
3. Hitung kembali secara cermat rasio panas mesin dan kompresi
Setelah
kedua langkah dilakukan dan mekanik atau modifikator menyatakan
oke,langkah selanjutnya adalah menghitung rasio panas mesin dan rasio
kompresi. Maksudnya mengetahui secara persis berapa tekanan dalam ruang
pembakaran dibanding kecepatan asupan bahan bakar, turbulensi udara,
campuran antara udara dan bahan bakar yang ideal.
"Tekanan kompresi adalah tekanan efektif rata-rata yang terjadi di ruang bakar tepat di atas piston," tandas Setyawan.
Bila
tekanan kompresi dan tekanan panas yang ideal di mesin - biasanya
bengkel besar menggunakan alat ukur compression gauge untuk
mengetahuinya - telah diketahui, dan memungkinkan untuk dilakukan bore
up maka mekanik bisa melakukannya.
Ukuran ideal tingkat panas
dan kompresi untuk masing-masing jenis dan merek motor berbeda-beda.
Pabrikan biasanya memberikan batasan dengan mencantumkan ukuran Titik
Mati Atas (TMA) dari tingkat panas ruang bakar, dan mencantumkan tingkat
kompresi mesin di buku manual.
Ingat, ruang bakar yang terlalu
besar dari standar yang ditetapkan oleh pabrik juga tidak akan bagus.
Selain boros juga menimbulkan panas yang terlalu tinggi sehingga piston
macet dan blok silinder pecah atau jebol.
Selama ini para
modifikator untuk motor balap di jalanan kerap memangkas kepala piston
untuk meningkatkan kompresi mesin. Besarannya bervariasi, untuk motor
dua tak biasanya 1-2 mm, dan motor empat tak 0,5-1mm.