Pada contoh di bukunya Graham Bell, ukuran squish / piston 54 mm berarti
squish bandnya itu adalah 8 mm atau disebut dengan 50% Squish Band.....
sama dengan Graham Bell yaitu 50% Squish Band...
Jika piston 54 mm maka 50% squish band-nya adalah 8 mm, darimana angka 8 mm itu ? Bagaimana rumusnya ?
Jika membaca kedua buku tersebut, TIDAK DITEMUKAN RUMUS untuk menghitung squish band tersebut.......
Namun demikian, kiranya rumus berikut ini dapat dijadikan acuan (setidaknya oleh saya ya, hehehe)
S = squish factor as decimal fraction, ie 0.73 not 73% (faktor squish band-nya dalam decimal)
misalnya di Graham Bell disebutkan A 50 % squish band (S) dari piston 54 mm (D) itu adalah 8 mm
Head dgn squish band lebar 60 % dari bore/ piston & rasio kompresi 9
: 1 cocok untuk penekanan pada RPM bawah sampai menengah...........
Head dgn suish band (35-45 %) dari bore / piston & rasio kompresi 8 : 1 cocok untuk penekanan pada RPM atas..........
Lebih Cepat bore up/stroke up untuk Menaikan CC?
Langkah Bore up atau Stroke up bukan lagi jadi bahasan yang spesial di
kalangan komunitas balap. Hal ini bisa di temukan di setiap tunggangan
harian teman-teman. Mari kita bahas sedikit masalah bore up dan stroke
up, terutama maslah efesiensi kenaikan kapasitas-nya bukan
karakteristiknya.
CONTOH :
Ada 3 spek dasar mesin yang ingin kita coba 50mm ,60mm ,70mm, ke tiganya
memiliki angka yg berbeda2 guna mengetahui selisih yang didapat secara
keseluruhan dan membandingkan persentasi yang di dapat dari ke tiga spek
mesin tsb
Rumus meng hitung CC /kapasitas silinder
phi/4 * bore^2 * stroke / bisa juga dengan cara yang lain
1. Jika spek standarnya adalah bore x stroke = 50mm x 50mm = 98 cc
Mari kita hitung apabila setelah melakukan bore up dan stroke up sebesar 1mm
* Jika di Stroke up
Bore x stroke = 50mm x 51mm = 100 cc
(di dapat dari 4/3,14 x 5,0 x 5,0 x 5,1 = 100 ket : ukuran mm pada bore dan stroke di jadikan cm)
* jika di bore up
Bore x stroke = 51mm x 50mm = 102 cc
(di dapat dari 4/3,14 x 5,1 x 5,1 x 5,0 = 102 ket : ukuran mm pada bore dan stroke di jadikan cm )
Nah ketauan kan mana yang lebih besar kenaikannya dengan angka 1mm....mari kita jadikan % selisih dari kenaikan tersebut
Stroke up mengalami kenaikan dari 98cc menjadi 100cc atau naik 2% kapasitasnya
bore up mengalami kenaikan dari 98 cc menjadi 102cc atau naik 4% kapasitasnya
Kenaikan % ini harus kita uji lagi kebenaran apabila hal ini memang
benar...dengan menggunakan angka dasar perhitungan spek yang
berbeda....kalo tadi dari basik spek 50mm x 50mm coba sekarang dari 60
mm x 60mm.... apakah akan ada perbedaan angka % nya apabila angka basik
speknya berbeda.....
2. Jika spek standarnya adalah bore x stroke = 60mm x 60mm = 169 cc
Mari kita hitung apabila setelah melakukan bore up dan stroke up sebesar 1mm
* Jika di Stroke up
Bore x stroke = 60mm x 61mm = 172 cc
(di dapat dari 4/3,14 x 6,0 x 6,0 x 6,1 = 172 ket : ukuran mm pada bore dan stroke di jadikan cm)
* jika di bore up
Bore x stroke = 61mm x 60mm = 175 cc
(di dapat dari 4/3,14 x 6,1 x 6,1 x 6,0 = 175 ket : ukuran mm pada bore dan stroke di jadikan cm)
Stroke up mengalami kenaikan dari 169cc menjadi 172cc atau naik 2% kapasitasnya
bore up mengalami kenaikan dari 169 cc menjadi 175cc atau naik 3%
kapasitasnya (pada bore up dengan basik sepk 61mm x 60mm mengalami
penurunan 1 %) masi ragu kan...untuk itu lah IBLJ membandingkan denga 3
spek dasar sekali gus....NEXT
3. Jika spek standarnya adalah bore x stroke = 70mm x 70mm = 269 cc
Mari kita hitung apabila setelah melakukan bore up dan stroke up sebesar 1mm
* Jika di Stroke up
Bore x stroke = 70mm x 71mm = 274 cc
(di dapat dari 4/3,14 x 6,0 x 6,0 x 6,1 = 274 ket : ukuran mm pada bore dan stroke di jadikan cm)
* jika di bore up
Bore x stroke = 71mm x 70mm = 277 cc
(di dapat dari 4/3,14 x 7,1 x 7,1 x 7,0 = 277 ket : ukuran mm pada bore dan stroke di jadikan cm
Stroke up mengalami kenaikan dari 269cc menjadi 274cc atau naik 2% kapasitasnya
bore up mengalami kenaikan dari 269 cc menjadi 277cc atau naik 3%
kapasitasnya (pada bore up dengan basik sepk 71mm x 70mm mengalami
penurunan 1 % di bandimh dengan spek dasar yang pertama)
mungkin dari sini kita bisa mengambil kesimpulan sementara bahwa
kenaikan kapasitas tidak bisa di patok dengan angka mati, namun bisa
kita gunakan anggka rata-rata.
jadi dengan perhitungan di atas langkah Bore up adalah langkah tercepat untuk menaikan kapasitas
dengan selisih % per 1mm adalah :
Bore up dapat menaikan kapasitas sebanyak 3-4% (Dengan 1mm)
sedangkan struk up rata-rata 1,5 -2% (Dengan 1mm) Mudah-mudahan dengan
ulasan ini teman-teman dapat memperhitungkan kembali mana yang lebih
di prioritaskan bore up atau struk up.
Ket : Untuk naik stroke 1mm yang di gunakan di sini adalah nilai totalnya yang di dapat dari 0,5x0,5=1mm
Porting & Polish
Porting & polish merupakan modifikasi jalur lalu lintas gas bakar
dan gas buang pada kepala silinder, yang jika diperhitungkan secara
teliti dapat meningkatkan tenaga dengan cukup signifikan sehingga selain
sebagai pendukung ubahan bore-up dan ubahan klep, porting & polish
juga dapat dipraktekkan dalam spek motor standar, tentunya dengan
hitungan yang disesuaikan, namun masih tetap menggunakan rumus yang
serupa.
Porting merupakan proses modifikasi jalur gas bakar dan gas buang yang
meliputi perubahan ukuran, bentuk, dan sudut jalur gas, sementara polish
bisa diartikan sebagai proses pembersihan dinding jalur gas. Keduanya
berperang penting untuk menentukan optimalisasi lalu lintas gas bakar
dari karburator dan gas buang menuju knalpot. Ukuran port yang ideal
dijelaskan dalam rumus sederhana berikut :
Inlet Port = 0,75 to 0,8 * inlet valve
Exhaust port = 0,8 to 1,0 * exhaust port
Perubahan port, selain mendukung kelancaran aliran gas bakar juga
menciptakan flow dan swirl gas bakar yang masuk ke ruang bakar,
tergantung dari bentuk port dan arah intake karburator.
Velocity - Gas Speed
Desain Motor Balap
Ini adalah rumus yang kita pakai sebagai dasar pengembangan seting mesin
balap motor 4 Tak. Keselarasan dalam pemilihan spek modifikasi akan
menentukan karakter tenaga mesin dan potensi yang mampu dilahirkan.
Dengan spesifikasi ini motor lebih mampu untuk mengeluarkan tenaga di
RPM atas. Namun modifikasi tidak hanya terhenti sampai disini, karena
mesin 4 tak memiliki banyak komponen dan variable yang dapat dikorek
lebih dalam untuk dikembangkan.
Prinsip dasar motor bakar adalah adanya kompresi, bahan-bakar, serta
pengapian yang baik maka mesin motor dapat bekerja dengan baik. Nah,
tantangan dalam balap adalah bagaimana meng-optimalkan kinerja mesin
dalam menghasilkan kompresi, adanya bahan-bakar yang pas dan jalur
aliran bahan-bakar dengan udara mampu bekerja dinamis, dan kepastian
adanya penyalaan pengapian dalam timing yang tepat maka dapat dipastikan
tenaga mampu lebih dioptimalkan.
Perhitungan penting kala kita melakukan ubahan saluran porting adalah
kecepatan udara atau seringkali di-istilahkan dengan Velocities, ini
merupakan hitungan Gas Speed yang menentukan homogenitas campuran Udara –
Bahan Bakar pada saluran porting. Serta desain porting yang baik tentu
haruslah memenuhi persyaratan tertentu sehingga aliran udara akan
bergerak memutar dalam saluran porting.
Proses Knocking Secara Umum
Kalau terjadi knocking, biasanya yang pertama disalahkan fuel. Ada
kemungkinan oktan tidak sesuai (beli eceran dicampur minyak tanah?).
Nilai oktan sering dihubungkan dengan rasio kompresi. Secara umum sudah
benar, tapi ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan kebutuhan
oktan. Diantaranya temperatur udara sekitar dan ketinggian operasional
(altitude) kendaraan.
Katanya sih semakin panas udara sekitar maka kebutuhan oktan akan
sedikit menurun. Dan katanya juga, semakin tinggi daerah operasi
kendaraan juga ikut andil menentukan nilai oktan ideal.
Konon tabel-tabel hubungan antara nilai oktan dan rasio kompresi umumnya
diambil dari riset laboratorium yang nota bene biasanya pada temperatur
sekitar 24 derajat C.
Rasio kompresi tinggi biasanya solusi paling murah untuk mendapatkan
torsi lebih. Cara yang paling murah meriah ya dengan sedikit memangkas
silinder head.