Mengetahui batas aman RPM mesin bore up ataupun stroke up
sangat penting guna tahu sampai dimana kesanggupan laju maksimal dari
motor. Terkadang motor korekan, drag atau liaran hanya mementingkan
putaran mesin tinggi hingga dapat melaju kencang dan tidak memperdulikan
mesin sanggup atau tidak. Adapun kebutuhan, efektif dan efisien menjadi
alasan hingga tidak memperhitungankan batas aman mesin.
Jika motor standar asal pabrikan tentu limiter rpm, bore dan
strokenya sudah dipastikan aman meski mesin dalam RPM tinggi. Nah,
bagaimana cara mencari batas aman RPM mesin yang telah korek (bore
up/stroke up) sampai mengganti CDI dengan limit lebih tinggi bahkan
sampai non limit. Berikut ulasannya:
Kekuatan/ daya pada motor sangat ditentukan dari kapasitas/volume
ruang bakar (volume cylinder) dan piston dengan memiliki kecepatan Ideal
atau Piston Speed (PS) pada angka 21 meter/ detik atau = (21m/s) pada
mesin standar, dengan artian jika kecepatan piston bergerak di atas
angka 21m/s maka dapat dipastikan piston akan rawan jebol. Namun, piston
Speed ideal masih bisa kurang atau lebih dengan menggunakan rumus:
( 2 x Stroke (Dalam Satuan Meter) x Rpm)/60
Keterangan:
2 :
Gerakan naik turun piston dalam 1 X mesin melakukan putaran penuh.
Stroke (Langkah Piston) :
Satuan ukuran langkah diubah dari milimeter ke cm.
RPM :
Batas aman mesin yang dtentukan.
60 :
RPM (Rotari per Menit) diubah menjadi detik (1 Menit = 60 detik).
* Disini menggunakan angka 21 m/s sebagai limit ideal piston speed
karena kebanyakan motor yang di korek menggunakan komponen part basic
mesin standar.
Contoh 1: Motor Yamaha Mio
- Stroke standar mio : 57 mm
- Piston bore up : 58 mm (Diameter piston tidak masuk dalam hitungan rumus hanya berlaku sebagai keterangan tambahan)
- Batas RPM yang ingin/tentukan, contoh :12000 rpm
Maka,
(2 X Stroke (dalam satuan meter) X Rpm)/60 sama dengan
2 X 0,057 X 12000 / 60 = 22,8 m/s. Jadi, angka ideal piston speednya lewat dari 21 m/s.
Cara menurunkannya yaitu dengan dua cara :
Langkah Pertama: Jika menggunakan CDI racing programmable maka, batas RPM yang diturunkan dengan mendekati angka paling dekat dengan limit ideal piston speed (m/s). Namun jika menggunakan CDI standar maka Limitnya tergantung dengan yang di patok oleh pabrikan tersebut.
Langkah Kedua: Bisa dengan memperpendek panjang stroke dengan mendekati angka paling dekat dengan limit ideal piston speed (m/s).
Maka untuk menentukan
m/s mesin mio dengan benar yaitu dengan menurunkan
batas RPM nya menjadi 11.000 karena menggunakan CDI racing programmable. Jadi,
2 X 0,057 X 11000 / 60 = 20,9 m/s.
Contoh 2: Motor Satria FU
- Stroke up Satria FU: 55 mm
- Piston bore up : 70 mm (Diameter piston tidak masuk dalam hitungan rumus hanya berlaku sebagai keterangan tambahan)
- Batas Rpm yang ingin/tentukan, contoh :12000 rpm
Maka,
(2 X Stroke (dalam satuan meter) X Rpm)/60 sama dengan
2 X 0,055 X 12000 / 60 =22 m/s. Jadi, angka ideal piston speednya lewat dari 21 m/s.
Sesuai dengan cara diatas, namun kali ini kita pakai langkah kedua yaitu dengan mengurangi panjang Stroke menjadi 54 mm. Maka,
2 x 0,054 x 12000 / 60 = 21,6 m/s.
Bagi yang tidak mau ribet dan pusing berikut link
Piston Speed kalkulator, cukup memasukkan angka yang diperlukan dan lihat hasilnya muncul pada lingkaran warna merah pada gambar dibawah ini.
Namun, tentunya untuk rumus diatas juga masih dibisa dipakai untuk jenis motor lain.